Kerajaan
Yugoslavia : Dibentuk setelah Perang Dunia pertama : 1918-1943
Karena terjadinya
Perang Dunia ke II yang sempat membuat Yugoslavia dikuasia Jerman, dan gejolak
politik kediktatoran Monarki Kerajaan Yugoslavia antara tahun 1929 hingga 1941,
membuat beberapa wilayahnya ingin memisahkan diri. Banyak organisasi sparatis
yang dibentuk untuk membubarkan atau memisahkan diri dari Yugoslavia. Seperti
organisasi Revolusi Makedonia dan Organisasi pergerakan Kroasia. Yang berhasil
membunuh raja Alexander I. Dari beberapa peristiwa dan gejolak politik ini maka
kerajaan Yugoslavia harus dibubarkan setelah perang Dunia berakhir dan dibentuk
negara-negara Federal. Federal Demokratik Yugoslavia (FDY) pada tahun 1943. Setelah
Perang Dunia ke II berakhir, pada tahun 1945 Raja Peter II dimakzulkan oleh
majelis konstituante Komunis Yugoslavia. Federal Demokratic Yugoslavia berganti
nama pada tahu 1946 menjadi Republik Federal Sosialis Yugoslavia yang diprakarsai
oleh pemimpin Yugoslavia saat itu Josip Broz
Tito.
Republik
Federal Sosialis Yugoslavia : 1946-1992 (Awal mula Perang Bosnia)
Dibawah pimpinan Broz
Tito, negara-negara federal dalam naungan Yugoslavia yang memiliki
keanearagaman Etnik dan bangsa yang berbeda berhasil bersatu. Namun sepeninggalnya
sang pemimpin Yugoslavia tersebut keadaan mulai menjadi buruk. Hal ini
desebabkan sistem Kepemimnan kolektif yang mewakili etnis masing-masing atau
megara bagian, memiliki pendapat berbeda, yang rata-rata hanya ingin
menguntungkan sendiri. Keadaan ini diperparah oleh Slodoban Milosevic dari Serbia yang berambisi ingin menggantikan
figur Broz Tito. Pada 1987, ia memimpin Partai Komunis Serbia dan berkeinginan
membentuk “Serbia Raya” menggantikan Republik Federasi Yugoslavia. Menurut
Milosevic, Serbia merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam namun hanya
dijadikan “sapi perah” untuk bangsa Kroasia, Slovenia, dan Kosovo.
Puncak dari memburuknya
situasi politik di Yugoslavia ialah ketika pada tanggal 25 Juni 1991 Slovenia dan
Kroasia memproklamirkan kemerdekaan dan kedaulatannya secara sepihak yang
diikuti dengan pembentukan mata uang sendiri, termasuk pembentukan Angkatan
Bersenjata dan penentuan tapal batas wilayah negara sendiri. Setelah itu
Republik Bosnia-Herzegovina pada bulan Maret 1992 mengadakan referendum untuk
menentukan sebagai negara merdeka atau tetap dalam Federasi. Referendum yang
diboikot oleh etnis Serb dari Serbia di Bosnia Herzegovina (karena etnis Serb
di Bosnia Herzegovina tanggal 30 Maret 1992 telah mengadakan referendum sendiri
dan memutuskan tetap tinggal di Yugoslavia). Referendum terselenggara pada 29
Februari sampai 1 Maret 1992. Sebanyak 99,7 persen pemilih menginginkan
Bosnia-Herzegovina menjadi negara berdaulat. Pemerintah Bosnia-Herzegovina
mengumumkan kemerdekaan dua hari kemudian. Pada 6 April 1992, pengakuan
internasional bermunculan, dan negara itu menjadi anggota PBB pada 22 Mei 1992.
Wilayah Bosnia-Herzegovina
bisa dianggap sebagai miniatur dari Yugoslavia yang multietnis.
Gambar : Pemakaman masal korban Genosida Serbia
Berbagai ras suku bangsa dan agama ada di Bosnia termasuk ras suku bangsa Serb dari ras asli Serbia, salah satu ras terbesar kedua di Bosnia,setelah Bosniak suku bangsa asli Bosnia yang mayoritas beragama Muslim. Bangsa Serb menolak hasil referendum Bosnia yang menyatakan merdeka atau memisahkan diri dari Yugoslavia. Hal ini juga ditentang oleh Slodoban Milocevic yang bercita-cita merubah Yugoslavia menjadi Serbia Raya. Sehingga munculah konflik politik dan konflik rasial di Bosnia antara bangsa Bosniak dengan bangsa Serb yang dibantu oleh tentara Serbia dari Yugoslavia dan diprakarsai Slodoban Milocevic. Beberapa wilayah di Bosnia dengan populasi Bosniak yang besar seperti Zvornik, Foca dan Visegard menjadi sasaran utama gempuran pasukan gabungan tersebut. Kejadian ini umum digambarkan sebagai upaya pembersihan atau Genosida etnis Bosniak oleh orang-orang Serb.
Gambar : Pemakaman masal korban Genosida Serbia
Berbagai ras suku bangsa dan agama ada di Bosnia termasuk ras suku bangsa Serb dari ras asli Serbia, salah satu ras terbesar kedua di Bosnia,setelah Bosniak suku bangsa asli Bosnia yang mayoritas beragama Muslim. Bangsa Serb menolak hasil referendum Bosnia yang menyatakan merdeka atau memisahkan diri dari Yugoslavia. Hal ini juga ditentang oleh Slodoban Milocevic yang bercita-cita merubah Yugoslavia menjadi Serbia Raya. Sehingga munculah konflik politik dan konflik rasial di Bosnia antara bangsa Bosniak dengan bangsa Serb yang dibantu oleh tentara Serbia dari Yugoslavia dan diprakarsai Slodoban Milocevic. Beberapa wilayah di Bosnia dengan populasi Bosniak yang besar seperti Zvornik, Foca dan Visegard menjadi sasaran utama gempuran pasukan gabungan tersebut. Kejadian ini umum digambarkan sebagai upaya pembersihan atau Genosida etnis Bosniak oleh orang-orang Serb.
Comments
Post a Comment